PENDAHULUAN
الْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَعْظَمَ عَلَى عِبَادِهِ الْمِنَّةَ، بِمَا دَفَعَ عَنْهُمْ كَيْدَ الشَّيْطَانِ وَفَنَّهُ، وَرَدَّ أَمَلَهُ، وَخَيَّبَ ظَنَّهُ، إِذْ جَعَلَ الصَّوْمَ حِصْنًا لِأَوْلِيَاءِهِ وَجُنَّةً
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan besar bagi hamba-hamba-Nya anugerah dengan apa yang telah Dia hindarkan dari mereka, yaitu tipu-daya setan dan hiasannya. Allah pun telah menangkal harapan setan dan menggagalkan keyakinannya karena Dia telah menjadikan puasa sebagai benteng bagi hamba-hamba yang mencintai-Nya, juga perisai.
وَفَتَحَ لَهُمْ بِهِ أَبْوَابَ الْجَنَّةِ، وَعَرَّفَهُمْ أَنَّ وَسِيْلَةَ الشَّيْطَانِ إِلَى قُلُوْبِهِمُ الشَّهْوَاتُ الْمُسْتَكِنَّةُ، وَإِنَّ بِقَمْعِهَا تَصْبَحُ النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ظَاهِرَةَ الشَّوْكَةِ فِي قَصْمِ خَصْمِهَا قَوِيَّةَ الْمِنَّةِ
Allah telah membukakan untuk hamba-hamba yang mencintai-Nya itu, dengan puasa, pintu-pintu surga dan menjadikan mereka mengerti bahwa wasilah setan menuju hati-hati mereka adalah syahwat-syahwat yang bersembunyi dan bahwa dengan menundukkannyalah, sesungguhnya, jiwa yang tenang itu akan menjadi senjata yang nyata untuk membinasakan permusuhannya, juga anugerah yang kuat.
وَالصَّلَاةُ عَلَى مُحَمَّدٍ قَائِدِ الْخَلْقِ وَمُمَهِّدِ السُّنَّةِ، وَعَلَى آلِهِ، وَأَصْحَابِهِ ذَوِي الْأَبْصَارِ الثَّاقِبَةِ وَالْعُقُوْلِ الْمُرَجَّحَةِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
Salawat terlimpah kepada Muhammad, sang pemimpin makhluk dan sang pembentang sunnah, juga kepada keluarga beliau dan sahabat-sahabat beliau yang memiliki pencermatan yang tajam dan akal yang dilebihkan. Allah, semoga, melimpahkan kesejahteraan sebanyak-banyaknya.
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَ الصَّوْمَ رُبْعُ الْإِيْمَانِ بِمُقْتَضَى قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (الصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ)، وَبِمُقْتَضَى قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (الصَّبْرُ نِصْفُ الْإِيْمَانِ)
Selanjutnya: Maka, sesungguhnya puasa itu adalah seperempat bagian dari keimanan sesuai dengan sabda beliau saw.: “Puasa adalah setengah dari kesabaran”, dan sesuai pula dengan sabda beliau saw.: “Kesabaran adalah setengah dari keimanan”.
ثُمَّ هُوَ مُتَمَيَّزٌ بِخَاصِيَةِ النِّسْبَةِ إِلَى اللهِ تَعَالَى مِنْ بَيْنِ سَائِرِ الْأَرْكَانِ، إِذْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْمَا حَكَاهُ عَنْهُ نَبِيُّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (كُلُّ حَسَنَةٍ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Kemudian, puasa itu dibedakan dengan penisbatan khusus kepada Allah Ta’ālā daripada seluruh rukun-rukun (Islam) yang lain karena Allah Ta’ālā berfirman pada salah satu sabda Nabi-Nya saw. yang diterima dari-Nya: “Setiap kebaikan itu (akan dibalas) dengan sepuluh kebaikan yang sama hingga tujuh ratus kali lipat kecuali puasa. Sesungguhnya, puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya”.
وَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى: (إِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ)
Allah Ta’ālā pun berfirman: “(Hijrah memang berat, tapi ketahuilah:) Sesungguhnya hanya orang-orang sabar yang disempurnakan pahala mereka tanpa perhitungan (yakni dianugera pahala yang sangat banyak dan tanpa batas)”, (QS. Az-Zumar, 39:10).
وَالصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ، فَقَدْ جَاوَزَ ثَوَابُهُ قَانُوْنَ التَّقْدِيْرِ وَالْحِسَابِ
Puasa adalah setengah dari kesabaran itu. Maka, pahala puasa benar-benar melampaui ketentuan-ketentuan dasar pengukuran dan perhitungan.
وَنَاهِيْكَ فِي مَعْرِفَةِ فَضْلِهِ قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَخَلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ، يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِنَّمَا يَذِرُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ وَشَرَابَه لِأَجْلِي، فَالصَّوْمُ لِي، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ)
Cukuplah bagi anda, untuk mengerti keistimewaan puasa itu, sabda beliau saw.: “Demi Dia yang jiwaku berada di tangan-Nya, bau tak sedap mulut orang yang berpuasa itu, sungguh, lebih harum di sisi Allah dari aroma kasturi. Allah ‘Azza wa Jalla berfiman: “Sesungguhnya, ia meninggalkan syahwatnya, makanannya, dan minumannya demi Aku. Maka, puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku-lah yang akan mengganjarnya”.
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (لِلْجَنَّةِ بَابٌ يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، لَا يَدْخُلُهُ إِلَّا الصَّائِمُوْنَ، وَهُوَ مَوْعُوْدٌ بِلِقَاءِ اللهِ تَعَالِى فِي جَزَاءِ صَوْمِهِ)
Nabi saw. bersabda: “Surga itu memiliki satu pintu bernama “ar-rayyān”. Tidak seorangpun dapat memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa. Orang yang berpuasa itu dijanjikan pertemuan dengan Tuhan Pemeliharanya sebagai balasan puasanya”.
Penerjemah: Iqbal Harafa
———-
NGAJI
IHYĀ ULŪMIDDĪN LI AL-IMĀM AL-GHAZĀLĪ
TENTANG
RAHASIA-RAHASIA PUASA
PESANTREN DAARUL ULUUM
BOGOR
———-