Gerhana Bulan

Mari memuji Allah Yang Maha Suci dengan seindah-indahnya dan sesempurna-sempurnanya pujian. Allah jadikan matahari dan bulan sebagai dua tanda dari sekian banyak tanda Kemahakuasaan, Kemahaperkasaan, dan Kemahabesaran-Nya, tanda yang hanya dapat disaksikan oleh orang-orang yang mau memperhatikan, berpikir, dan merenungkannya.

Mari, bersyukur kepada Allah dengan senyata-nyatanya syukur. Allah limpahkan nikmat dan karunia-Nya yang tak berhingga kepada kita, termasuk nikmat berupa dijadikan siang terang benderang agar kita dapat beraktifitas mencari nafkah dan dijadikannya malam berselimut gelap agar kita dapat beristirahat.
Hadirin yang dirahmati Allah.

Mari bersaksi, mengikrarkan, dan membenarkan sebenar-benarnya, bahwa “lā ilāha illāllāh”, tidak ada tuhan selain Allah, Yang Maha Esa dan Maha Suci, yang tak ada satupun makhluk dapat menyamai-Nya, baik pada Dzat-Nya, pada Sifat-Nya, maupun pada perbuatan-Nya. Kesaksian itu kita simpan sebagai bekal kita menghadapi hari yang sangat mengerikan, hari dihancurkanya dunia dan segala kehidupan yang ada di dalamnya, hari di mana manusia kemudian dihimpun dan takkan ada satupun yang dapat membebaskan kita dari azab neraka selain Allah swt.

Mari bersaksi, mengikrarkan, dan membenarkan sebenar-benarnya, bahwa junjungan kita, Muhammad saw., adalah hamba, nabi, dan utusan Allah. Telah beliau sampaikan kepada kita kabar yang sangat mengerikan dari Allah, yaitu azab neraka yang sangat pedih, dengan apinya yang menyala-nyala, yang akan membakar siapapun yang kufur kepada Allah. Telah pula beliau sampaikan kepada kita kabar gembira dari Allah, yaitu surga, dengan segala keindahan dan kenikmatan di dalamnya yang tak pernah seorang pun melihatnya, bahkan takkan pernah tergambar di pikiran dan terlintas di hati siapapun, surga yang Allah sediakan bagi mereka yang senantiasa mengingat Allah di kala berdiri, di kala duduk, dan di kala berbaring, surga yang Allah sediakan bagi mereka yang melaksanakan shalat secara sempurna dan berkesinambungan, lalu mempraktekkan pesan-pesan luhur di balik shalatnya itu dalam kehidupan mereka sehari-hari. Beliau telah menyeru kita semua agar tunduk setunduk-tunduknya dan merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Allah, Yang Maha Perkasa, Maha Besar, Maha Kuasa, yang menciptakan alam semesta dan semua makhluk yang ada di dalamnya tanpa kecuali.

Maka, shalawat , salam, dan sebaik-baiknya dan sesempurna-sempurnanya anugerah, semoga, Allah limpahruahkan kepada penghulu dan junjungan kita itu, Muhammad saw., juga kepada keluarga beliau yang telah Allah sucikan sesuci-sucinya dari segala bentuk kesyirikan, kepada para sahabat beliau yang menjunjung tinggi setiap petunjuk dan teladan yang beliau berikan, juga kepada seluruh pengikut beliau di sepanjang zaman.

Mari, takutlah kita kepada Allah. Malam hari ini, Allah perlihatkan sedikit saja tanda Kemahakuasaan dan Kemahaperkasaan-Nya kepada kita. Allah hilangkan, untuk sesaat saja, cahaya rembulan pada malam ini, cahaya yang selama ini menjadikan malam-malam yang kita lewati selalu penuh dengan pesona keindahannya.

Mari, takutlah kita kepada Allah. Dia perlihatkan tanda Kemahakuasaan-Nya dan Kemahaperkasaannya yang sangat jelas itu agar kita dapat mengambil pelajaran.

Bukankah Allah, dengan Kemahakuasaa dan Kemahaperkasaan-Nya itu, dapat saja menghilangkan cahaya rembulan itu untuk selama-lamanya?

Bukankan Allah Maha Perkasa untuk juga menghilangkan cahaya bintang-bintang di langit malam dan membuatnya berjatuhan laksana pasir yang bertaburan dari genggaman?

Bukankan Allah Maha Perkasa untuk menggulung pula sinar matahari yang kilaunya takkan mampu kita tatap itu untuk selama-lamanya sehingga siang tak pernah lagi datang esok hari?

Bukankah Allah Maha Perkasa untuk menggulung pula kegelapan total yang tersisa karena ketiadaan matahari sehingga tak ada lagi gelap dan tak ada lagi terang.

Bukankah Allah Yang Maha Perkasa telah menegaskan kepastian akan datangnya hari di mana Allah menggulung, menghancurkan, mengakhiri, dan meniadakan kembali alam semesta dan semua yang telah diciptakannya, siapapun itu, dan apapun itu, hari di mana kehidupan dunia ini berakhir dan semua makhluk kembali kepada Allah Yang Maha Hidup, Maha Besar, Tak Berawal, dan Tak berakhir.

Gerhana bulan yang terjadi pada malam ini atas Kuasa Allah diperlihatkan Allah kepada kita adalah, bisa jadi, karena kita tak pernah peduli dengan tanda-tanda Kemahakuasaan dan Kemahaperkasaan Allah yang, sesungguhnya, terhampar setiap hari.

Hujan yang terus menerus mengguyuri setiap jengkal tanah di kampung halaman kita, gempa yang terus menerus menggoyang setiap lapisan tanah di bawah kaki kita, gunung-gunung berapi yang terus-menerus mempertontonkan gelegak lava, berbagai penyakit yang terus menerus menyerang keluarga kita, itu semua, jangan-jangan, tak kunjung membuat kita tunduk kepada Allah dan menataati segala perintahnya.

Tanda tak biasa dari Kemahabesaran Allah dipertontonkan kepada kita malam hari ini sebagai peringatan tak biasa. Mari, takutlah kita kepada Allah. Camkanlah dan perhatikanlah peringatan Allah ini.

Rasulullah saw. bersabda:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ، وَكَبِّرُوا، وَصَلُّوا، وَتَصَدَّقُوا (رَوَاهُ الْبُخَارِي).

“Sesungguhnya, matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda (Kemahakuasaan dan Kemahabesaran Allah). Tidak terjadi gerhana pada keduanya karena meninggal atau hidupnya seseorang. Jika kalian menyaksikan gerhana itu, maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, salatlah, dan bersedekahlah”, (HR. al-Bukhārī).

Kita semua, semoga, tak dimasukkan oleh Allah ke dalam golongan orang-orang yang hatinya telah telah tertutup untuk menerima peringatan dari Allah.

Allah berfirman:

وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ.

“Janganlah menjadi salah satu dari mereka yang berhati keras dan mereka yang melupakan Allah lalu Allah membuat mereka lupa diri. Mereka adalah orang fasik,” (Al-Hasyr ayat 19).

———-

Disampaikan oleh IQBAL HARAFA sebagai Khutbah Shalat Gerhana Bulan di Masjid Jami Asy-Syuja’iyyah, Pesantren Daarul Uluum, Kampus 1, Bantarkemang, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, pada Februari 2018.

———-

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *