وَهُوَ عَلَى التَّحْقِيْقِ شَطْرُ الدِّيْنِ، وَثَمْرَةُ مُجَاهَدَةِ الْمُتَّقِيْنَ وَرِيَاضَةِ الْمُتَعَبِّدِيْنَ
(Khuluq yang baik, hakikatnya, adalah separuh dari agama) karena ia menunjuk ke kebeningan hati dan kesuciannya, hal mana jika hati itu bening dan suci, cahaya pun membesar dan dadapun melapang, hal mana ini merupakan bagian terpenting dalam memahami rahasia-rahasia hukum-hukum agama, (juga buah dari pencurahan segala kemampuan diri orang-orang bertakwa dan latihan para penghamba), hal mana buah akhir dari pencurahan segala kemampuan diri dan latihan jiwa itu adalah bergantinya sifat hati dari buruk ke baik. Jika hati dan khuluq itu bersih kotoran dan lumpur, maka seorang hamba akan meraih ma’rifah yang akan menghantarkan dirinya kepada [Allah] Tuhan Pemeliharanya.
وَالْأَخْلَاقُ السَّيِّئَةُ هِيَ السُّمُوْمُ الْقَاتِلَةُ، وَالْمُهْلِكَاتُ الدَّامِغَةُ، وَالْمَخَازِي الْفَاضِحَةُ، وَالرَّذَائِلِ الْوَاضِحَةُ، وَالْخَبَائِثُ الْمُبَعَّدَةُ عَنْ جِوَارِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، الْمُنْخَرِطَةُ بِصَاحِبِهَا فِي سِلْكِ الشَّيَاطِيْنِ
(Akhlāq yang buruk), yaitu perbuatan-perbuatan merusak yang lahir dari kondisi jiwa yang ditolak oleh akal maupun syariat, (adalah lubang-lubang yang membunuh), bagi pemiliknya, (penghancur-penghancur yang memusnahkan) sehingga tak ada kehidupan bersamanya, (kehinaan-kehinaan yang buruk, dan kerendahan-kerendahan), yaitu sifat-sifat buruk yang tak baik, (yang nyata, juga kotoran-kotoran yang dijauhkan dari sisi Allah, Tuhan Pemelihara seluruh alam, yang menjerat pemiliknya ke dalam tali berbagai setan).
Setan adalah sumber dari setiap kotoran dan kerusakan karena ia memang menyukai aneka kotoran. Barang siapa yang memiliki kotoran itu, maka ia berkhuluq buruk. Barang siapa yang disifati oleh khuluq buruk itu, maka ia berada dalam tali setan. Setan n setan akan disingkirkan dari rahmat Allah. Barang siapa berada dalam jeratan tali setan, ia pun akan turut disingkirkan.
وَهَي الْأَبْوَابُ الْمَفْتُوْحَةُ إِلَى نَارِ الله ِتَعَالَى الْمُوْقَدَةُ الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ، كَمَا أَنَّ الْأَخْلَاقَ الْجَمِيْلَةَ هِيَ الْأَبْوَابُ الْمَفْتُوْحَةَ مِنَ الْقَلْبِ إِلَى نَعِيْمِ الْجِنَانِ وَجِوَارِ الرَّحْمٰنِ
(Ia), yaitu akhlāq yang buruk, (adalah pintu-pintu terbuka ke neraka Allah Ta’ālā), yaitu al-huthamah, yang karakter dasarnya selalu menghancurkan apapun yang dilemparkan ke dalamnya, (yang dinyalakan) yaitu dinyakan oleh Allah swt., hal mana apa yang telah dinyalakan Allah swt. tak dapat dipadamkan oleh siapapun selain-Nya , (yang membakar sampai ke hati), yaitu naik ke pusat hati, hal mana pembakaran itu mencapai hati, bahkan dikhususnya penyebutannya, karena hati adalah bagian paling lembut pada tubuh manusia sekaligus bagian badan yang akan paling merasakan kepedihan, hal mana hati pun adalah tempat yang dari sanalah berasalnya amal buruk dan akidah-akidah menyimpang, (sedangkan akhlāq yang baik merupakan pintu-pintu terbuka di dalam hati ke kenikmatan di surga-surga dan di sisi Allah Pemberi Kasih), karena siapapun yang memiliki sifat ini, mereka telah menyerupai malaikat. Maka, para malaikat yang dekat dengan Allah swt. ini pun akan mendekati mereka.
وَالْأَخْلَاقُ الْخَبِيْثَةُ أَمْرَاضُ الْقُلُوْبِ وَأَسْقَامُ النُّفُوْسِ، إِلَّا أَنَّهُ مَرَضٌ يُفَوِّتُ حَيَاةَ الْأَبَدِ
(Akhlāq yang buruk adalah penyakit-penyakit hati dan penyakit-penyakit jiwa), karena ia merupakan racun-racun, hal mana siapapun yang menyingkirkannya, takkan ada satu pun penyakit yang akan bersemayam di dalam hati dan jiwa. (Itu menjadikannya sebagai penyakit yang dapat memusnahkan kehidupan abadi), yaitu kekal di sisi Allah.
وَأَيْنَ مِنْهُ الْمَرَضُ الَّذِي لَا يُفَوِّتُ إِلَا حَيَاةَ الْجَسَدِ؟ وَمَهْمَا اشْتَدَّتْ عِنَايَةُ الْأَطِبَّاءِ بِضَبْطِ قَوَانِيْنِ الْعِلَاجِ لِلْأبَدْاَنِ، وَلَيْسَ فِي مَرَضِهَا إِلَّا فَوْتُ الْحَيَاةِ الْفَنِيَّةِ
(Manakah di antara penyakit jiwa dan penyakit hati itu yang tak dapat memusnahkan selain kehidupan jasad, meskipun besar perhatian para dokter), yaitu untuk melanggengkan kesehatan jasad dari ancaman penyakit yang menimpanya, (seraya menerapkan ketentuan-ketentuan pengobatan bagi badan, sementara tidak ada [resiko] apapun pada penyakit badan itu selain kemusnahan kehidupan yang fana ini).
فَالْعِنَايَةُ بِضَبْطِ قَوَانِيْنِ الْعِلَاجِ لِأَمْرَاضِ الْقُلُوْبِ، وَفِي مَرَضِهَا فَوْتُ حَيَاةٍ بَاقِيَةٍ، أَوْلَى
(Maka, pemberian perhatian seraya penerapan ketentuan-ketentuan pengobatan penyakit-penyakit hati), yaitu untuk menghilangkannya, (hal mana pada penyakit hati itu ada [resiko] kemusnahan kehidupan abadi, adalah prioritas utama [untuk dilakukan]).
وَهٰذَا النَّوْعُ مِنَ الطِّبِّ وَاجِبٌ تَعَلُّمُهُ عَلَى كُلِّ ذِي لُبٍّ، إِذْ لَا يَخْلُو قَلْبٌ مِنَ الْقُلُوْبِ عَنْ أَسْقَامٍ لَوْ أَهْمَلَتْ وَتَرَاكَمَتْ وَتَرَادَفَتْ الْعِلَلُ، وَتَظَاهَرَتْ
(Kedokteran jenis ini wajib dipelajari oleh setiap orang yang berakal), hal mana inilah pengobatan para nabi di mana Allah swt. mengutus mereka untuk mengajarkan umat-umat mereka tentang bagaimana mereka menempatkan hati dalam bingkai mujāhadah, bagaimana mereka menyucikan hati dari khuluq-khuluq tercela, dan bagaimana mereka membawa hati ke jalan kesucian, (mengingat tidak ada satu pun hati yang akan bersih dari berbagai penyakit jika penyakit-penyakit itu berkembang), yaitu karena tak diobati, (bertumpuk), yaitu hingga penyakit itu memadati hati, (dan saling memperkuat), yaitu antara satu dengan lainnya, (lalu penyakit-penyakit itu pun menang).
فَيَحْتَاجُ الْعَبْدُ إِلَى تَأَنُّقٍ فِي مَعْرِفَةِ عِلْمِهَا وَأَسْبَابِهَا، ثُمَّ إِلَى تَشْمِيْرٍ فِي عِلَاجِهَا وَإِصْلَاحِهَا
(Maka, seorang hamba), yaitu hamba yang tepat, (membutuhkan ketelitian) dan perenungan (untuk memahami pengetahuan tentang penyakit-penyakit hati ini), yaitu dari mana ia tumbuh, (dan sebab-sebabnya), yaitu dari mana ia terjadi, (lalu menyegerakan), yaitu dengan cara berupaya sekeras-kerasnya, (pengobatan dan penyembuhannya), yaitu membedah sebab-sebabnya, membereskannnya, dan mengembalikan hati ke kesehatannya sesuai fitrah.
فَمُعَالَجَتُهَا هُوَ الْمُرَادُ بِقَوْلِهِ تَعَالَى (قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكّٰهَا)
(Pengobatan penyakit-penyakit hati, itulah yang dimaksud dalam firman Allah swt.: “Sungguh, telah beruntunglah siapa yang menyucikannya (jiwa itu dan mengembangkannya)”, (QS. Asy-Syams, 91:9)), (yaitu mengembangkannya dengan ilmu dan amal, hal mana yang dimaksud adalah dorongan untuk menyempurnakan jiwa),
وَإِهْمَالُهَا هُوَ الْمُرَادُ بِقَوْلِهِ (وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰهَا)
(dan pembiaran perkembangan penyakit-penyakit hati), yaitu membiarkannya dalam gelimang kelezatan dan syahwat, (itulah yang dimaksud dalam firman Allah swt.: “dan sungguh, merugilah siapa yang memendamnya (yakni menyembunyikan kesucian jiwanya dengan mengikuti nafsu dan godaan setan, atau menghalangi jiwa mencapai kesempurnaan dengan membuat maksiat)”, (QS. Asy-Syams, 91:10)), yaitu mengurangi dan menyembunyikannya dengan kebodohan dan kefasikan).
وَنَحْنُ نُشِيْرُ فِي هٰذَا الْكِتَابِ إِلَى جُمَلٍ مِنْ أَمْرَاضِ الْقُلُوْبِ وَكَيْفِيَّةِ الْقَوْلِ فِي مُعَالَجَتِهَا عَلَى الْجُمْلَةِ، مِنْ غَيْرِ تَفْصِيْلٍ لِعِلَاجِ خُصُوْصِ الْأَمْرَاضِ، فَإِنَّ ذٰلِكَ يَأْتِي فِي بَقِيَّةِ الْكِتَابِ مِنْ هٰذَا الرُّبْعِ
(Kami akan menunjukkan, di dalam kitab ini, sejumlah penyakit-penyakit hati tersebut), yaitu yang bersemayam di hati karena sebab bermacam-macam, (dan tata cara pengobatannya secara umum, bukan rincian pengobatan khusus untuk penyakit-penyakit tertentu. Petunjuk tentang soal itu akan ada di bagian akhir kitab ini, pada juz ini), yaitu dari juz ketiga yang mengulas soal al-muhlikāt).