Nabi Ibrahim as. (3)

ELAM

Elam adalah putra tertua dari Sam Bin Nuh as. Ia dan keturunannya bermukim di ujung timur pegunungan Ararat. Kemudian, mereka menyebar ke bagian barat dataran tinggi Iran.

Kehadiran kabilah-kabilah lain dari selatan mendorong keturunan-keturunan Elam bermukim secara tetap di wilayah barat Iran, timur Sungai Tigris, hingga sungai Khalij. Di wilayah ini, mereka mendirikan daulah Elam dengan Susah sebagai pusat kekuasaannya. 

Orang-orang Elam datang dari wilayah pergunungan di selatan Laut Kaspia. Mereka adalah para penganut ajaran tauhid yang berubah menjadi para penyembah dewa-dewa. Dewa-dewa sembahan itu mereka wujudkan dalam patung-patung, lalu mereka tempatkan di puncak-puncak gunung. Di Ird Watl, misalnya, terdapat sebuah kuil besar bernama Zaqurat, tempat orang-orang Elam menyembah dewa mereka.

Di waktu berikutnya, sejumlah orang-orang dari kabilah Elam berpindah ke utara, menyeberangi sungai Efrat, hingga mencapai sebuah daratan subur yang membentang di antara dua sungai. Di wilayah itu, mereka membangun kota Unuj atau Uruk. Itu terjadi pada sekitar tahun 3000-2800 SM. Selanjutnya, di sebelah timur Uruk, mereka mendirikan pula kota Larsa.

Daulah Elam senantiasa berkonflik dengan daulah-daulah lain yang ada di sekitarnya, terutama dengan daulah Asur dan Babel di Barat, Jutin di utara, dan Iran di timur.

—–

Ditulis oleh: Iqbal Harafa

Dihimpun dan Disarikan dari (1) Ibrāhīm Abū al-Anbiyā, karya ‘Abbās Mahmud al-‘Aqqād; (2) Dirāsāt Tārīkhiyyah min al-Qur’ān al-Karīm, karya Muhammad Bayūmī Mahrān; (3) Dirāsāt fī Tārīkh ay-Syarq al-Adnā al-Qadīm, Muhammad Bayūmī Mahrān; (4) Mishr wa al-Syarq al-Adabī al-Qadīm, karya ‘Abdul ‘Azīz Shālih; (5) Min I’jāz al-Qur’ān, karya Ra’ūf Abū Sa’dah; (6) Arā’is al-Majālis, karya Abū Ishāq ats-Tsa’labī; (7) Muhammad Rasulullāh wa al-ladzīna Ma’ahū, karya ‘Abdul Hamīd Jaudah as-Sahhār.

—–

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *