DEWA NABU DAN DEWA ASYUR
Dewa Nabu
Nabu adalah Dewa Mars, putra dari Marduk. Praktek penyembahan Nabu selalu menyatu dalam satu paket dengan penyembahan Marduk, sang ayah.
Nabu berperan sebagai juru tulis ayahnya. Karena itulah ia disebut pula sebagai Sang Tuan Pena. Ia mencatat setiap ketetapan Marduk berkaitan dengan seluruh urusan manusia. Nabu memiliki dua telinga besar. Karena itu, ia disebut pula sebagai Dewa Pendengaran.
Dewa Asyur
Asyur adalah dewa lokal yang disembah oleh orang-orang Asur di kota Asur. Ketika orang-orang Asur berkuasa, Dewa Asyur melucuti kekuasaan Marduk. Lalu, Dewa Asyur pun menjadi dewa terbesar.
Dewa Asyur digambarkan sebagai sosok yang sedang duduk di atas dua ekor hewan, yaitu Naga Marduk dan Singa. Ia pun, kadang, digambarkan sebagai sosok hewan berkepala manusia, berbadan singa, dan memiliki dua sayap.
—–
Ditulis oleh: Iqbal Harafa
Dihimpun dan Disarikan dari (1) Ibrāhīm Abū al-Anbiyā, karya ‘Abbās Mahmud al-‘Aqqād; (2) Dirāsāt Tārīkhiyyah min al-Qur’ān al-Karīm, karya Muhammad Bayūmī Mahrān; (3) Dirāsāt fī Tārīkh ay-Syarq al-Adnā al-Qadīm, Muhammad Bayūmī Mahrān; (4) Mishr wa al-Syarq al-Adabī al-Qadīm, karya ‘Abdul ‘Azīz Shālih; (5) Min I’jāz al-Qur’ān, karya Ra’ūf Abū Sa’dah; (6) Arā’is al-Majālis, karya Abū Ishāq ats-Tsa’labī; (7) Muhammad Rasulullāh wa al-ladzīna Ma’ahū, karya ‘Abdul Hamīd Jaudah as-Sahhār.
—–