TRIDEWA I
Dari sekian banyak dewa-dewa orang-orang Irak Kuno, tiga di antaranya menjadi dewa sesembahan utama, yaitu Dewa Langit, Dewa Udara dan Dewa Bumi Permukaan, serta Dewa Air. Ketiga jenis dewa ini mereka sebut sebagai Dewa Besar.
Dewa Langit
Dewa Langit disebut Anu atau Anumu. Ia adalah dewa tertinggi dan terbesar yang, menurut keyakinan mereka, bersinggasana di kubah langit. Dia pun dianggap memiliki kekuasaan tertinggi dan menjadi pengendali bagi dewa-dewa lainnya. Dewa Anu atau Anumu inilah yang menganugerahkan kekuasaan dan kerajaan kepada para raja di bumi.
Dewa Udara dan Angin
Dewa Udara dan Dewa Angin disebut Inlil. Di kota Babel terdapat sebuah kuil besar tempat penyembahan dewa ini. Jika angin berhembus dari ketinggian gunung, Inlīl disebut pula sebagai Dewa Gunung dan Dewa Bumi Permukaan. Inlil memiliki istri bernama Ninlil dan dilayani oleh seorang dewa pelayan bernama Ijiji.
Selain dewa besar bernama Inlil ini, terdapat pula Inurta yang diyakini sebagai Dewa Badai dan Dewa Awan Mendung, Ninurta yang disebut sebagai Dewa Angin Barat, serta Isykur, juga Dewa Angin.
Dewa Air
Dewa Air bernama Inki. Dia disebut pula Dewa Pemelihara Bumi. Orang-orang Irak Kuno meyakini bahwa bumi terbagi menjadi tiga, yaitu Bumi Atas, Bumi Pertengahan, dan Bumi Bawah.
Yang dimaksud dengan Bumi Atas adalah udara. Di wilayah bumi atas ini, Dewa Inlil adalah penguasanya. Yang dimaksud dengan Bumi Pertengahan adalah air yang ada di permukaan tanah yang menjadi sebab tumbuhnya pepohonan dan menjadi sebab munculnya kehidupan. Di Bumi pertengahan ini, Dewa Inka adalah penguasanya. Sementara itu, di Bumi Bawah, Dewa Narjal adalah penguasanya.
Menurut orang-orang Irak Kuno, di bawah Bumi Permukaan, terdapat kolam air jernih yang luas. Bumi tempat hidup manusia mengapung di atasnya. Dari kolam air luas inilah mata air memancar dan sungai-sungai berhulu.
Selain disebut sebagai Dewa Bumi Pertengahan, Dewa Inka disebut pula sebagai Dewa Sihir dan Dewa Hikmah. Ia memiliki istri bernama Dewi Nanki. Dari keduanya, lahir Marduk atau Mardukh, dewa yang menjadi sesembahan terbesar orang-orang Babel di masa kekuasaan Hammurabi.
Selain dewa-dewa tersebut di atas, masih ada dewa lainnya yang dimunculkan berkaitan dengan air ini. Sebutlah misalnya Abu, dewa yang berkuasa di kedalaman air.
—–
Ditulis oleh: Iqbal Harafa
Dihimpun dan Disarikan dari (1) Ibrāhīm Abū al-Anbiyā, karya ‘Abbās Mahmud al-‘Aqqād; (2) Dirāsāt Tārīkhiyyah min al-Qur’ān al-Karīm, karya Muhammad Bayūmī Mahrān; (3) Dirāsāt fī Tārīkh ay-Syarq al-Adnā al-Qadīm, Muhammad Bayūmī Mahrān; (4) Mishr wa al-Syarq al-Adabī al-Qadīm, karya ‘Abdul ‘Azīz Shālih; (5) Min I’jāz al-Qur’ān, karya Ra’ūf Abū Sa’dah; (6) Arā’is al-Majālis, karya Abū Ishāq ats-Tsa’labī; (7) Muhammad Rasulullāh wa al-ladzīna Ma’ahū, karya ‘Abdul Hamīd Jaudah as-Sahhār.
—–