Isrā’ dan Mi’rāj 10

LANGIT PERTAMA

Naiklah Nabi saw. dan Jibrīl (melalui “Mi’rāj” itu) hingga tibalah keduanya di salah satu gerbang dari gerbang-gerbang langit dunia yang disebut dengan Bāb al-Hafazhah.

Di sana, ada seorang malaikat bernama Isma’īl. Dia adalah penjaga langit dunia (dari syetan-syetan yang berusaha mencuri dengar berita-berita langit).

Lanjutkan membaca

Isrā’ dan Mi’rāj 12

LANGIT KETIGA

Nabi saw., kemudian, naik ke langit ketiga (yang terbuat dari besi murni). Jibrīl meminta gerbang ke langit dibuka. Ditanyakanlah: “Siapa ini?” Jibrīl menjawab: “Jibrīl.” Ditanyakanlah: “Siapa (yang turut serta) bersamamu itu?” Jibríl menjawab: “Muhammad.” (Kalimat takjub pun) terucap: “Jadi, dia (Jibrīl) telah diutus kepadanya (untuk menjemput)?” Jibrīl menjawab: “Ya!.”

Lanjutkan membaca

Isrā’ dan Mi’rāj 11

LANGIT KEDUA

Nabi saw., kemudian, naik ke langit kedua (yang terbuat dari zamrud putih). Jibrīl meminta gerbang langit dibuka. Ditanyakanlah: “Siapa ini?” Jibrīl menjawab: “Jibrīl.” Ditanyakanlah: “Siapa (yang turut serta) bersamamu itu?” Jibrīl menjawab: “Muhammad.” (Kalimat takjub pun) terucap: “Jadi, dia (Jibrīl) telah diutus kepadanya (untuk menjemput)?” Jibrīl menjawab: “Ya!.”

Lanjutkan membaca

Isrā’ dan Mi’rāj 09

MI’RĀJ

Kemudian, dihadirkanlah “Mi’rāj” (ke hadapan Nabi saw., yaitu suatu “alat yang digunakan untuk naik.”). Melaluinya, ruh-ruh keturunan Ādam (yang beriman) naik (ke surga).

Tidak ada makhluk-makhluk yang pernah melihat sesuatu yang lebih indah dari “Mi’rāj” itu. Ia memiliki pijakan dari emas dan pijakan dari perak.

Lanjutkan membaca