SIDRAH AL-MUNTAHĀ
Nabi saw., kemudian, diangkat ke Sidrah al-Muntahā. Di sanalah berhenti dan tertahannya semua urusan yang naik dari bumi. Di sana pulalah berhenti dan tertahannya semua urusan yang turun dari atas.
SIDRAH AL-MUNTAHĀ
Nabi saw., kemudian, diangkat ke Sidrah al-Muntahā. Di sanalah berhenti dan tertahannya semua urusan yang naik dari bumi. Di sana pulalah berhenti dan tertahannya semua urusan yang turun dari atas.
AL-BAIT AL-MA’MŪR
Nabi saw., kemudian, masuk ke al-Bait al-Ma’mūr. Bersama beliau, masuk pula orang-orang yang pada dirinya terkenakan pakaian berwarna putih. Sementara itu, orang-orang yang pada dirinya terkenakan pakaian berwarna abu, (yang turut masuk pula bersama beliau, berada dalam keadaan) terhalang. Namun, mereka berada dalam kebaikan (dari Allah).
LANGIT KETUJUH
Nabi saw., kemudian, naik ke langit ketujuh (yang terbuat dari batu yāqūt berwarna merah). Jibrīl meminta (gerbang ke langit itu) dibuka. Ditanyakanlah: “Siapa ini?” Jibrīl menjawab: “Jibrīl.” Ditanyakanlah: “Siapa (yang turut serta) bersamamu itu?” Jibrīl menjawab: “Muhammad.” (Kalimat ta’jub pun) terucap: “Jadi, dia (Jibrīl) telah diutus kepadanya (untuk menjemput)?” Jibrīl menjawab: “Ya!.”
LANGIT KEENAM
Nabi saw., kemudian, naik ke langit keenam (yang juga terbuat dari emas). Jibrīl meminta gerbang ke langit dibuka. Ditanyakanlah: “Siapa ini?” Jibrīl menjawab: “Jibrīl.” Ditanyakanlah: “Siapa yang (turut serta) bersamamu itu?” Jibrīl menjawab: “Muhammad.” (Kalimat takjub pun) terucap: “Jadi, dia (Jibrīl) telah diutus kepadanya (untuk menjemput)?” Jibrīl menjawab: “Ya!.”
LANGIT KELIMA
Nabi saw., kemudian, naik ke langit kelima (yang terbuat dari emas). Jibrīl meminta gerbang ke langit dibuka. Ditanyakanlah: “Siapa ini?” Jibrīl menjawab: “Jibrīl.” Ditanyakanlah: “Siapa (yang turut serta) bersamamu itu?” Jibrīl menjawab: “Muhammad.” (Kalimat takjub pun) terucap: “Jadi, dia (Jibrīl) telah diutus kepadanya (untuk menjemput)?” Jibrīl menjawab: “Ya!.”