Sebutan “sya’bān” berhulu ke kata “sya’aba-yasy’abu” yang arti dasarnya adalah “al-jam'” (berhimpun) dan “at-tafrīq” (perpencar). Kedua arti yang saling bertolak belakang ini berkumpul pada satu kata.
Isrā’ dan Mi’rāj 26
PENUTUP
Orang-orang pun menuduh Nabi saw. (telah melakukan) sihir. Mereka berkata: “Benarlah al-Walīd!” (yaitu al-Walīd Bin al-Mughīrah, orang yang pertama kali menyatakan bahwa Nabi saw. adalah seorang penyihir).
Isrā’ dan Mi’rāj 25
SIKAP ABU JAHAL DAN PENDUDUK MEKKAH
Menjelang subuh, Nabi saw. menemui sahabat-sahabat beliau di Makkah. Setelah subuh menjelang, beliau diam dan sadar bahwa orang-orang akan mendustakannnya. Maka, duduklah beliau dengan sedih.
Isrā’ dan Mi’rāj 24
KEMBALI KE DUNIA
Nabi saw. tak melewati sekelompok malaikat kecuali mereka berpesan: “Hendaklah engkau berbekam.”
Dalam riwayat lain, (para malaikat yang dilewati Nabi saw. selalu berpesan): “Perintahkanlah umatmu berbekam.”
Isrā’ dan Mi’rāj 23
PENGURANGAN BILANGAN SHALAT
Nabi saw. bertemu kembali dengan Ibrāhīm as.. Ia tak berkomentar apapun.
Nabi saw., kemudian, bertemu kembali dengan Mūsā as. Beliau menyapa: “Ah, engkau, sebaik-baik sahabat.” Mūsā as. menjawab: “Apa yang engkau dapat, Wahai Muhammad? Apa yang telah diwajibkan Tuhan Pemeliharamu kepadamu dan kepada umatmu?” Nabi saw. menjawab: “Allah mewajibkan atasku dan atas umatku shalat lima puluh kali dalam sehari semalam.”