Isrā’ dan Mi’rāj 23

PENGURANGAN BILANGAN SHALAT

Nabi saw. bertemu kembali dengan Ibrāhīm as.. Ia tak berkomentar apapun.

Nabi saw., kemudian, bertemu kembali dengan Mūsā as. Beliau menyapa: “Ah, engkau, sebaik-baik sahabat.” Mūsā as. menjawab: “Apa yang engkau dapat, Wahai Muhammad? Apa yang telah diwajibkan Tuhan Pemeliharamu kepadamu dan kepada umatmu?” Nabi saw. menjawab: “Allah mewajibkan atasku dan atas umatku shalat lima puluh kali dalam sehari semalam.”

Lanjutkan membaca

Isrā’ dan Mi’rāj 22

MELIHAT ALLAH DAN PERINTAH SHALAT

Nabi saw. pun, kemudian, melihat (Allah) Tuhan Pemelihara beliau, Yang Maha Suci dan Maha Tinggi (dengan hati dan kedua mata beliau sendiri dan dengan suatu cara melihat yang tidak dilakukan dari suatu sudut tertentu atau batas-batas ruang tertentu, dan bebas dari segala sifat yang lazim melekat pada suatu ciptaan Allah).

Lanjutkan membaca

Isrā’ dan Mi’rāj 21

AL-MUSTAWĀ

Nabi saw., kemudian, dinaikkan kembali ke Sidrah al-Muntahā. Kabut berwarna warni menyelubungi beliau. Jibrīl mengundurkan diri.

Nabi saw., kemudian, dinaikkan ke al-Mustawā, tempat di mana beliau mendengar (suara) Sharīf al-Aqlām (goresan pena-pena yang mencatat berbagai qadha Allah dan wahyu-Nya yang sudah ditetapkan di al-Lauh al-Mahfūzh, dan mencatat atau menghapus amar dan pengaturan Allah sesuai dengan kehendak-Nya).

Lanjutkan membaca