Nabi Ibrahim as. (16)

KEHIDUPAN SETELAH MATI

Masyarakat Irak kuno tidak mengenal adanya konsep hari kebangkitan dan hari pembalasan. Menurut mereka, jasad akan hancur setelah bersatu dengan tanah. Adapun ruh, ia akan berpindah ke Alam Rendah, yaitu alam di mana ruh akan abadi berada di sana. Ruh tidak akan kembali menyatu dengan jasadnya lalu menjalani kehidupan setelah mati. Jasad akan tetap menyatu dengan tanah dan ruh akan tetap berada di alamnya, selama-lamanya. Tidak ada hari perhitungan dan tidak ada hari pembalasan. Lanjutkan membaca

Nabi Ibrahim as. (15)

KONSEP PENCIPTAAN

Orang-orang Sumeria membayangkankan bahwa langit dan bumi, di awal penciptaannya, adalah  dua hal yang tadinya bersatu dan padu. Menurut Rusydi al-Badrawi, tidaklah mungkin konsep penciptaan alam semesta seperti itu berasal dari hasil perenungan mereka sendiri. Jika mengarahkan pandangan ke langit, orang-orang Sumeria dapat menatap dan melihat dengan jelas bahwa matahari, bulan, dan bintang, adalah benda-benda langit yang jaraknya masing-masing sangatlah berjauhan. Karenanya, keyakinan mereka itu, bisa jadi, merupakan ajaran Nuh as. yang telah mengalami pelencengan. Lanjutkan membaca

Nabi Ibrahim as. (14)

DEWA NABU DAN DEWA ASYUR

Dewa Nabu

Nabu adalah Dewa Mars, putra dari Marduk. Praktek penyembahan Nabu selalu menyatu dalam satu paket dengan penyembahan Marduk, sang ayah.

Nabu berperan sebagai juru tulis ayahnya. Karena itulah ia disebut pula sebagai Sang Tuan Pena. Ia mencatat setiap ketetapan Marduk berkaitan dengan seluruh urusan manusia. Nabu memiliki dua telinga besar. Karena itu, ia disebut pula sebagai Dewa Pendengaran.   Lanjutkan membaca

Nabi Ibrahim as. (13)

DEWA MARDUK

Dewa Marduk adalah Planet Jupiter. Ia sering pula disebut Mardukh. Ur, kota kelahiran Ibrahim as. adalah pusat penyembahannya.

Marduk adalah dewa terbesar bagi orang-orang di Ur. Ke salah satu telinga patung dewa terbesar inilah Ibrahim as., sebagaimana akan dikisahkan dalam bab berikutnya, mengalungkan kapak yang digunakannya untuk menghancurkan patung-patung sesembahan orang-orang Ur.  Lanjutkan membaca

Nabi Ibrahim as. (12)

TRIDEWA II

Tridewa yang kedua adalah Dewa Bulan, Dewa Matahari, dan Dewa Venus. Dari ketiganya, Dewa Bulan adalah yang paling utama. Ia diposisikan sebagai ayah bagi Dewa Matahari dan Dewa Venus. Dua dewa yang terakhir ini diyakini berjenis kelamin laki-laki. Namun, Dewa Venus kadang diyakini sebagai perempuan.

Seperti telah dijelaskan, penyembahan kepada benda-benda langit dilakukan oleh orang-orang di selatan Irak. Itu disebabkan oleh karakteristik geografis wilayah selatan di mana langit cenderung cerah dan bersih dari awan. Ur, kota di mana Ibrāhīm as. dilahirkan, adalah pusat penyembahan ketiga dewa ini.  Lanjutkan membaca